Jembatan Penghubung Tiga Desa di Songgon Banyuwangi Amblas, Warga Mendesak Perbaikan Segera
Jalur Vital Pendidikan ,Akses Pasar & Evakuasi Bencana Gunung Raung

Keterangan Gambar : Jembatan Amblas Separo badan dengan kedalaman 7 M
Ditulis Oleh : Yusuf Sugiyono
Banyuwangi, Rabu 8 Januari 2025 – Jembatan penghubung tiga desa di Kecamatan Songgon, yakni Desa Sumberbulu, Sragi, dan Sumberarum, mengalami kerusakan parah dengan separuh badan jembatan amblas hampir 12 bulan terakhir. Meski kondisi tersebut membahayakan, warga tetap menggunakan sisa jembatan untuk beraktivitas sehari-hari.
Baca Lainnya :
- UIMSYA Blok Agung Bersama LITADIMAS KEMENAG RI Workshop & FGD Dorong Ekonomi berbasis Konservasi
UIMSYA Gelar FGD di Pinus Camp Songgon: Dorong Kelestarian Alam dan Pemberdayaan Masyarakat
Ajang Cek & Battle Sound Miniatur Songgon Berakhir Sukses: TMP Audio Raih Juara Pertama
Kompetisi Sound Miniatur di Pinus Camp Banyuwangi, Perpaduan Seni, Filosofi, dan Persaudaraan
Kades Sumberbulu Bersama Jajaran Gelar Patroli Malam Tahun Baru 2024-2025 untuk Jaga Kondusivitas
Jembatan ini merupakan akses vital bagi jalur ekonomi, pendidikan, dan evakuasi bencana Gunung Raung di kawasan tersebut. Jalan ini digunakan masyarakat untuk menuju Pasar Sragi, yang hanya berjarak 100 meter dari lokasi, serta berbagai institusi pendidikan seperti SD 1 Sragi, SD 4 Sragi, SMP Muhammadiyah 4, MA Al-Fath, MI Sragi, dan SMP Kosgoro. Selain itu, jalur ini juga menghubungkan sejumlah destinasi wisata seperti Telunjuk Raung, Air Terjun Lider, Bukit Kembar Aru, dan Pinus Camp.
Kerusakan ini berdampak besar pada aktivitas warga. Hariyanto (46), seorang peternak, mengaku kesulitan membawa hasil ternaknya karena kondisi jembatan yang semakin membahayakan.
"Setiap hari saya melewati jembatan ini untuk mencari rumput. Saya harap segera diperbaiki karena sangat berbahaya," ujarnya.
Hal serupa disampaikan Sulistiyowati (40), pedagang di Pasar Sragi. Ia sering melewati jembatan ini pada pagi buta untuk berdagang.
"Kalau melintas subuh, jembatan ini benar-benar bikin takut. Harapannya pemerintah segera turun tangan," ungkapnya.
Supri, seorang sopir angkutan sekolah MI, yang setiap hari menjemput siswa dari tiga desa, juga menyoroti bahaya kondisi jembatan ini.
"Jalur ini sangat penting bagi pendidikan di tiga desa. Kalau sampai jembatan putus total, siswa-siswa tidak bisa ke sekolah," katanya.
Kondisi ini juga menjadi ancaman besar dalam situasi darurat. Muchklis (52), salah satu warga, mengingatkan bahwa jembatan tersebut merupakan jalur utama evakuasi bencana Gunung Raung.
"Aktivitas Gunung Raung meningkat akhir-akhir ini. Beberapa minggu lalu sempat terjadi letusan. Kalau jembatan ini tidak segera diperbaiki, evakuasi akan terhambat," jelasnya.
Warga berharap pemerintah segera memberikan perhatian terhadap kondisi jembatan ini, mengingat urgensinya bagi perekonomian, pendidikan, dan keselamatan masyarakat. Hingga kini, belum ada tanda-tanda perbaikan meski kerusakan sudah berlangsung hampir satu tahun. Warga hanya bisa berharap tindakan nyata segera dilakukan sebelum terjadi hal yang lebih buruk.***